Produsen
|
Sanofi Pasteur
|
Komposisi
|
Kandungan Aktif :
Diphtheria Toxoid
15 Lf
Tetanus Toxoid 5 Lf
Pertussis aseluler
Pertussis Toxoid
(PT) 20 µg
Filamentous
Haemagglutinin (FHA) 20 µg
Pertactin (PRN) 3
µg
Fimbriae Types 2
and 3 (FIM) 5 µg
Vaksin
Poliomyelitis inaktif :
Tipe 1 (Mahoney) 40
D-antigen unis + Tipe 2 (MEF1) 8 D-antigen unit + Tipe 3 (Saukett) 32
D-antigen unit
Purified
Polyribosylribitol Phosphate Capsular
Polysaccharide
(PRP) dari Haemophilus influenzae tipe b terikat kovalen pada 18-30 µg
protein Tetanus 10 µg
Kandungan lain :
Excipients
(vehikulum)
Aluminum Phosphate
(adjuvant) 1.5 mg
2-phenoxyethanol
0.6% v/v
Polysorbate 80
≤0.1% w/v
Residu proses
pembuatan :
Bovine serum
albumin, neomycin, polymyxin B, streptomycin, formaldehyde and glutaraldehyde
|
Indikasi
|
Imunisasi difteri,
tetanus, pertusis, poliomielitis, & H Influenza tipe Binvasif untuk anak
usia 2 bln-7 tahun
|
Dosis
|
Imunisasi Primer
0.5 ml 1x scr inj IM pd bln ke 2, 4,6 dan 18 pada anterolateral paha atas
atau otot deltoid
|
Pemberian obat
|
Injeksi
intaramuskular pada anterolateral paha atas atau deltoid
Kocok vial hingga
tercampur merata sebelum digunakan
|
Kontraindikasi
|
Alergi terhadap
komponen vaksin ini
|
Perhatian
|
Tidak boleh
diberikan pada daerah bokong, pembuluh darah atau melalui intradermal.
Jangan diberikan
pada anak dengan kondisi neurologik progresif, perlahan atau tidak stabil.
Pasien dengan
episode hipotonik/hiporesponsif sesudah pemberian vaksin yang mengandung
pertusis sebelumnya
|
Efek Samping
|
Kemerahan,
perlunakan, pembengkakan pada daerah injeksi, demam, rewel, kurang nafsu
makan, muntah, mutah mengantuk, iritabilitas
|
Interaksi Obat
|
Obat Imunosupresan
dan obat kanker
|
Kemasan
|
Pre filled syringe
0.5 ml dan Vial
|
Kategori Kehamilan
|
C
|
Kategori ATC
|
|
Info Tambahan
|
Diphteria : Strain dari C.
diphtheriae yang menghasilkan toksin diphtheria dapat menyebabkan penyakit
yang berat dan mematikan, dengan
karakteristik inflamasi membranosa pada saluran nafas atas. Toxin selanjutnya
dapat merusak otot jantung dan sistem saraf.
Proteksi terhadap C. diphtheriae
adalah dengan memicu tubuh menghasilkan antibodi terhadap toksin tersebut.
Diketahui bahwa kadar serum dari antitoksin diphteriaesekurang-kurangnya 0.1
IU/mL, sudah cukup memberi perlindungan. Bila kadarnya mencapai 1.0 IU/mL,
maka efek perlingdungannya berlangsung dalam jangka panjang.
Tetanus : Tetanus merupakan penyakit infeksi akut dan fatal, disebabkan neurotoksin yang sangat
poten yang dihasilkan C. tetani. Toksin tetanus akan menyebabkan disfungsi
saluran nafas disertai spasme dan kekakuan sistem muskuloskeletal. Proteksi
terhadap C. tetani adalah melalui antibodi penetral toksin tetanus tersebut.
Kadar antibodi tetanus yang dibutuhkan adalah minimal 0,01 IU/mL dan untuk
perlindungan jangka panjang, kadar 1.0 IU/mL sudah cukup. Pada uji klinik di
Kanada, pasca pemberian 4 dosis PEDIACEL®, 100% (N = 300), anak-anak yang
tekah diimunisasi mendapatkan kadar antitoksin diphteriae dan tetanus,
minimal 0.01 IU/mL hingga 0.1 IU/mL dalam darahnya. Kadar ini menurun secara
bertahap namun memberikan perlindungan hingga 10 tahun lamanya. Direkomendasikan dilakukan booster setiap 10 tahun.
Pertussis
(batuk rejan) merupakan infeksi saluran nafas disebabkan B. pertussis.
Bordatella pertussis merupakan bakteri coccobacilus gram negatif, mengandung
beberapa komponen aktif, yang berperan
dalam patogenesis dan perjalanan penyakit.
Mekanisme proteksi terhadap
infeksi B. pertussis ini belum difahami dengan baik. Namun dalam sebuah uji
klinik di Swedia selama 1 tahun, komponen pertussis dalam PEDIACEL® (yakni,
PT, FHA, PRN dan FIM), telah menunjukkkan kemampuan mencegah infeksi
pertussis pada balita dengan efikasi hingga 85,2%.
Poliomyelitis: Vaksin
poliomyelitis inaktif akan menginduksi tubuh menghasilkan antibodi terhadap
setiap tipe poliovirus. Sebuah studi klinik PEDIACEL® pada 300 anak di Kanada
menunjukkan bahwa, pasca selesainya 4 dosis, lebih dari 99.7% mencapai kadar
antibodi yang memberikan efek proteksi terhadap infeksi virus polio tipe 1,2
dan 3.
Haemophilus influenzae Tipe b : Aktivitas bakterisidal terhadap Hib
terlihat dalam serum pasca diberikan imunisasi dengan vaksin Hib
terkonjugasi. Pada kelompok anak usia ≥24 bulan, titer antibodi terhadap
kapsul polisakarida H. influenzae (anti-PRP) adalah ≥0.15 µg/mL, setelah mendapat vaksin
PEDIACEL. Titer antibodi ≥1.0 µg/mL
terkait dengan perlindungan selama sekurang-kurangnya 1 tahun. Pada uji
klinik terhadap 300 anak di Kanada, 4 dosis vaksin PEDIACEL®, 99% mencapai
titer antibodi protektif ≥1.0 μg/mL.
|
PEDIACEL (G) - vaksin
TRAMUS (G)
Produsen | |
---|---|
Dexa Medica | |
Komposisi | |
Atracurium Besylate | |
Indikasi | |
| |
Dosis | |
IntraVena Dewasa dan anak > 2 tahun
IntraVena Pediatri 1 bulan - 2 tahun
| |
Over Dosis | |
Dosis TRAMUS yang berlebihan akan (atracurium besylate) meningkatkan efek farmakologinya. Overdosis akan meningkatkan risiko pelepasan histamin dan efek kardiovaskular, terutama hipotensi. Jika terjadi overdosis dan timbul gejala kardiovaskular maka tindakan yang dapat diambil meliputi pengaturan posisi tubuh, pemberian cairan, dan gunakan obat vasopressor bila diperlukan. Jalan nafas harus dijaga tetap intak dengan bantuan nafas baik secara manual maupun mekanik tetap diberikan. Durasi blok neuromuskular dapat berlangsung lebih lama pada overdosis. Stimulatoor saraf tepi dibutuhkan untuk memonitor rekoveri. Rekoveri mungkin dapat dipercepat dengan pemberian obat anticholinesterase seperti neostigmine, edrophonium, atau pyridostigmine, dikombinasikan dengan obat antikolinergik seperti atropine atau glycopyrrolate. | |
Pemberian obat | |
| |
Kontraindikasi | |
TRAMUS (atracurium besylate) dikontraindikasikan pada pasien yang memiliki alergi terhadap kandungan aktif maupun tambahannya seperti benzyl alcohol. | |
Perhatian | |
| |
Efek Samping | |
Kemerahan pada kulit, hipotensi sementara atau bronkopasme, lemah dan miopati pada penggunaan jangka panjang | |
Interaksi Obat | |
Halotan, isofluran, enfluran, antibiotika, antiairitmia, diuretik, Mg sulfat, ketamin, garam litium, obat penghambat ganglion, β bloker, antireumatik, klorpromazin, steroid, feniotin, antikonvulsan, kombinasi penghambat neuromuskular, non-depolarisasi. Penghambat neuromuskular depolarisasi, seperti sukametonium sebaiknya tidak diberikan. Jangan diberikan dalam spuit yang sama dengan tiopentin dan agen alkalin | |
Kemasan | |
10 mg/ml x 2.5 ml x 5. 10 mg/ml x 5 ml x 5 | |
Kategori Kehamilan | |
C | |
Kategori ATC | |
M03AC04 - atracurium | |
Info Tambahan | |
TRAMUS injeksi mengandung Atracurium Besylate merupakan obat pelumpuh otot golongan non depolarisasi. Obat ini melumpuhkan otot dalam durasi sedang. It Atracurium memiliki berat molekul 1243.49, dengan formula kimia C65H82N2O18S2. TRAMUS Injeksi merupakan larutan steril dan non pirogenik (tidak menyebabkan demam). Tiap mL mengandung 10 mg atracurium besylate. Zat kandungan tambahan setiap vialnya adalah 0.9% benzyl alcohol sebagai bahan pengawet. PH nya disesuaikan dari 3.25 menjadi 3.65 dengan penambahan asam benzensulfonik. Waktu paruh eliminasi dari TRAMUS adalah sekitar 10 menit. Mekanisme inaktivasinya adalah melalui mekanisme inaktivasi Hofmann, yakni suatu proses non enzymatik yang terjadi pada PH dan temperatur fisiologis. Inaktivasi Hofmann melalui hidrolisis ester yang dikatalisasi oleh esterase-non spesifik. Eliminasi dari TRAMUS (atrakurium) tidan tergantung pada fungsi hati maupun ginjal. Produk pecahan utama dari atrakurium adalah laudanosine dan alkohol monokuarter yang mana tidak memiliki efek blok terhadap aktivitas neuromuskular. Alkohol monokuarter kemudian didegradasi lebih lanjut oleh mekanisme Hofmann secara spontan dan dibuang melalui ginjal. Laudanosine diekskresikan melalui ginjal dan dimetabolisme di hati. Waktu paruh laudanosine adalah sekitar 3-6 jam pada pasien dengan fungsi hati dan ginjal yang normal, 15 jam pada gagal ginjal, dan 40 jam pada gagal ginjal dan hati sekaligus. Kadar puncak plasma dari laudanosine tertinggi pada pasien dengan fungsi ginjal dan hati yang normal adalah sekitar 400 μg/ml. Waktu berakhirnya efek blok neuromuskular dari TRAMUS tidak tergantung pada metabolisme hati dan ginjal. Sehingga lama kerja obat ini tidak terpengaruh pada kondisi gangguan fungsi ginjal, hati dan sirkulasi. Uji yang dilakukan pada plasma pasien dengan kandungan pseudocholinesterase yang rendah menunjukkan bahwa inaktivasi TRAMUS tidak dipengaruhi. Demikian pula kadar PH dan suhu tubuh pasien, secara fisiologis juga tidak mempengaruhi secara signifikan durasi kerja dari atracurium. Hemofiltrasi dan hemodiafiltrasi memiliki efek minimal pada kadar plasma dari atracurium dan metabolitnya seperti laudanosine. Sementara efek hemodialisis terhadap kadar plasma atrakurium tidak diketahui. Konsentrasi metabolit atracurium ditemukan lebih tinggi pada pasien ICU dengan gangguan fungsi ginjal dan atau hati. Meskipun demikian, metabolit-metabolit ini tidak memiliki efek blok neuromuskular sama sekali. |
TERRELL (G)
Produsen | Faharenheit |
---|---|
Komposisi | Isoflurane |
Indikasi | Induksi dan pemeliharaan anestesi umum |
Dosis |
|
Over Dosis | Bila terjadi overdosis isoflurane, segera hentikan pemberian obat. Pastikan jalan nafas bersih dan intak, berikan oksigen. |
Pemberian obat | Inhalasi |
Kontraindikasi |
|
Perhatian | Hipotensi, depresi pernapasan. Hamil dan laktasi |
Efek Samping |
|
Interaksi Obat |
|
Kemasan |
|
Kategori Kehamilan | B |
Kategori ATC | N01AB06 - isoflurane |
Info Tambahan | TERRELL adalah obat yang mengandung isoflurane, merupakan obat anestesi inhalasi umum yang tidak mudah terbakar dan meledak. Isoflurane merupakan senyawa ether terhalogenasi yang bersama dengan enflurane dan halothane, menggantikan posisi ether sebagai obat anestesi inhalasi, oleh karena sifat ether yang mudah meledak. Isoflurane merupakan cairan yang stabil, jernih, tidak berwarna dan tidak mengandung stabilizer dan zat additive lainnya. TERRELL menginduksi anestesi dengan cepat namun dapat juga dengan cepat di rekoveri. Menimbulkan dilatasi bronkhus sehingga baik untuk kasus-kasus penyakit paru obstruktif menahun dan asma bronkhial. Obat TERRELL ini merupakan depresan sistem pernafasan yang dalam, baik tidal volume dan laju pernafasan menurun selama pemberian obat ini. Depresi nafas dapat berkurang bila ada rangsang dari proses pembedahan, meski pada tahap anestesi yang terdalam. Isoflurane juga dapat menurunkan tekanan darah (dengan cara menurunkan resistensi perifer), namun efeknya lebih ringan dibandingkan enfluran dan halothan. Efek terhadap sistem kardiovaskular ini dapat berkurang bila ada rangsang dari proses pembedahan. Pada sistem saraf pusat, TERRELL (Isoflurane) tidak menimbulkan perubahan pada pembacaan EEG seperti gambaran epileptiform, yang merupakan predisposisi kemungkinan terjadinya kejang pada stadium dalam anestesia. Aliran darah otak dan tekanan intra kranial tidak dipengaruhi sehingga aman digunakan untuk bedah saraf. Isoflurane dimetabolisme di hepar secara minimal sehingga risiko hepatotoksik dan nefrotoksiknya rendah. Saat ini penggunaan isoflurane pada manusia makin berkurang, digantikan oleh sevoflurane, desflurane dan anestesi injeksi seperti propofol. Namun penggunaanya masih intensif pada anestesi kedokteran hewan. |
MILOZ (G)
Produsen | Novell Pharma |
---|---|
Komposisi | Midazolam |
Indikasi | Miloz mengandung Midazolam injeksi yang bermanfaat menurunkan rasa cemas dan memberi rasa kantuk hingga efek anastesia yang bermanfaat pada pasien yang akan menjalani operasi. Dapat juga digunakan pada pasien tertentu yang membutuhkan efek sedasi dan anestesi lebih panjang yang ditentukan oleh dokter yang merawat. |
Dosis | Intra muskular Medikasi Pra Operasi : Dosis lazim : 5 mg, Dewasa 0.07-0.1 mg/Kg BB. Lanjut usia dan pasien dalam kondisi lemah 0.025-0.05 mg/Kg BB. Intra Vena Induksi anastesi dan sedasi : 10 mg. Dosis pemeliharaan pada anastesi umum bersifat individual, biasanya tidak melebihi 25% dari dosis induksi. Sedasi basal awal : 2.5 mg 5-20 menit sebelum Operasi. Pemberian sesudah itu dapat dilakukan bila perlu. Maksimal 5 mg |
Over Dosis | Manifestasi overdosis pada obat MILOZ yang mengandung midazolam, serupa dengan obat golongan benzodiazepin lainnya. Gejala yang mungkin muncul meliputi sedasi, somnolen, kebingungan, koordinasi terganggu, refleks menurun, koma dan efek lain terhadap tanda vital pasien. Namun, belum ada dilaporkan bukti mengenai toksisitas yang spesifik terhadap organ tertentu. Terapi bila terjadi overdosis pada pemberian midazolam injeksi sama dengan terapi pada overdosis benzodiazepin. Pengawasan fungsi respirasi, denyut nadi dan tekanan darah harus dilakukan. Patensi jalan nafas harus dijaga, dukungan ventilasi dengan oksigen harus tersedia. Bila terjadi hipotensi maka dapat diberikan cairan intravena, reposisi pasien, dan penggunaan vasopressor yang tepat sesuai kondisi pasien. Tidak ada informasi tersedia mengenai manfaat dialisis peritoneal, diuresis paksa dan hemodialisis dalam terapi overdosis midazolam. Flumazenil, obat antagonis spesifik dari reseptor benzodiazepin,diindikasikan untuk menghasilkan reversal sebagian ataupun komplit dari efek sedasi benzodiazepin dan dapat digunakan pada situasi dimana overdosis midazolam diketahui dengan pasti. Namun, ada dilaporkan reaksi hemodinamik reversal yang berat terkait midazolam pasca pemberian flumazenil pada pasien pediatri. Flumazenil harus dianggap sebagai terapi penunjang dan bukan pengganti dari terapi suportif terhadap kondisi overdosis obat golongan benzodiazepin. Olehnya, monitor terhadap fungsi respirasi dan kardiovaskular wajib dilakukan, baik pada pemberian MILOZ maupun pada pemberian flumenazil, antidote dari midazolam. |
Pemberian obat | Injeksi intra muskular dan intra vena |
Kontraindikasi |
|
Perhatian |
|
Efek Samping |
|
Interaksi Obat | Morfin, meperidin, fentanil, sekobarbital, dropiredol. Antidepresan, neuroleptik, trankuiliser, analgesik dan obat anestesi. Eritromisin, Verapamil, Itrakonazol, ketokonazol, diltiazem, simetidin |
Kemasan | 5mg/5ml x 10 15 mg/3ml x 5 |
Kategori Kehamilan | D |
Kategori ATC | N05CD08 - midazolam |
Info Tambahan | Miloz adalah obat dokter yang mengandung Midazolam dengan rumus kimia C18H13ClFN3.Midazolam merupakan obat dalam golongan benzodiazepin dan merupakan obat sedatif. Obat ini bekerja pada sistem saraf pusat (otak) dan menyebabkan rasa kantuk, relaksasi otot, insomnia jangka pendek dan mengurangi kecemasan. Midazolam merupakan depresan sistem saraf pusat durasi singkat. Efek Midasolam terhadap sistem saraf pusat tergantung pada dosis pemberian, rute pemberian dan adanya pemberian bersama obat lain atau tidak. Onset waktu untuk efek sedasi pada pemberian Miloz intramuskular pada orang dewasa adalah sekitar 15 menit dengan efek puncak sedasi dalam 30-60 menit pasca injeksi. Pada sebuah studi, 73 pasien yang mendapat midazolam injeksi intramuskular, tidak mampu mengingat kartu memori 30 menit pasca injeksi, dan 40% tidak mampu mengingat hingga 60 menit pasca injeksi. Onset efek sedasi pada pasien anak adalah sekitar 5 menit dengan efek puncak dalam 15-30 menit pasca injeksi. Pada pemberian intravena, efek sedasi dicapai lebih cepat yakni sekitar 3 hingga 5 menit, baik pada pasien dewasa maupun pasien anak-anak. Kecepatan onset pada pemberian intravena tergantung pada jumlah total obat dan pemberian bersama obat premedikasi sedasi lainnya. Pada pemberian midazolam injeksi sebagai agen anestesi, induksi anestesi terjadi dalam 1,5 menit bila telah didahului pemberian premedikasi narkotik. Induksi terjadu 2-2,5 menit bila tidak didahului premedikasi narkotik maupun premedikasi sedatif lainnya. Pada pasien yang tidak terdapat lesi intrakranial, induksi anestesi Intravena dengan midazolam terkait dengan penurunan sedang tekanan cairan serebrospinal, serupa pada pemberian thiopental. Dosis miloz sebagai premedikasi intramuskular tidak akan mendepresi refleks sistem pernafasan terhadap stimulasi kadar karbondioksida. Sebaliknya pada pemberian intravena akan mendepresi respon sistem respirasi terhadap karbondioksida selama 15 menit. |
KETALAR (G)
Produsen | Pfizer |
---|---|
Komposisi | Ketamine HCL |
Indikasi | Ketalar digunakan sebagai Anastetik tunggal untuk diagnostik dan prosedur pembedahan yang tidak memerlukan relaksasi otot skeletal. Induksi anestesi sebelum pemberian anestetik umum lainya. Sebagai suplemen dari agen anestetik lain yang low poten seperti nitrous oksida. Pada bidang Obstetrik : Analgetik untuk partus per vaginam atau Sectio Caesaria Beberapa prosedur dimana ketalar biasa digunakan :
Ketalar merupakan agen anestetik umum dengan onset reaksi cepat. Kondisi anestesi yang dihasilkan obat ini memiliki ciri analgesia dalam, reflesk pharyng-laryng yang normal, tonus otot normal atau sedikit meningkat, stimulasi kardiovaskuler dan respirasi serta kadangkala disertai depresi sistem respirasi yang singkat dan minimal. |
Dosis | Sama seperti agen anestesi umum lain, dosis bersifat individual karena respon yang berbeda-beda pada tiap orang. Injeksi Intravenous Dosis awal Ketalar untuk pemberian intravena berada pada kisaran 1 mg/kgBB hingga 4.5 mg/kgBB. Dosis intravena rata-rata yang dibutuhkan untuk menghasilkan anestesi selama 5-10 menit adalah 2 mg/kgBB. Sebagai alternatif induksi anestesi pada pasien dewasa, dosis intravena adalah 1 mg hingga 2 mg/kgBB pada kecepatan 0.5 mg/kg/menit. Sebagai tambahan dapat diberikan diazepam 2-5 mg dalam syringe terpisah selama 60 detik. Pada sebagian besar kasus, diazepam 15 mg atau lebih rendah, sudah cukup memadai. Insiden efek samping psikologis seperti kebingungan dan delirium dapat dkurangi dengan pemberian diazepam ini. Catatan : Konsentrasi Ketalar 100 mg/mL jangan diberikan bila tidak di dilusi dengan baik sebelumnya. Dianjurkan untuk mendilusi Ketalar dengan larutan injeksi steril seperti Aquades, NaCl, Dextrose 5% dan USP. Kecepatan injeksi : Direkomendasikan penyuntikan Ketalar pada kecepatan rendah (dalam waktu 60 detik). Pemberian yang lebih cepat akan menyebabkan depresi sistem pernafasan dan meningkatkan respon tekanan darah. Injeksi Intramuscular Dosis awal Ketalar via injeksi intramuskular berada pada rentang 6.5 hingga 13 mg/kgBB. Bila dosis awal 10 mg/kgBB intramuskular, akan menghasilkan anestesia selama 12 to 25 menit. Dosis maintenens Dosis meintenes Ketalar dapat disesuaikan tergantung respon dan kebutuhan pasien selama prosedur/operasi. Penambahan dosis setengah hingga full dari dosis induksi awal, dapat diberikan bila diperlukan. Namun, harus selalu diwaspadai efek gerakan otot ekstremitas yang bersifat tonik-klonik dan tidak bertujuan sepanjang anestesia, Munculnya gerakan-gerakan ekstremitas ini tidaklah berarti induksi anestesia tidak dalam, atau dosis tambahan dibutuhkan. Pasien dewasa yang mendapat injeksi Ketalar intravena + diazepam intravena, dapat diberi dosis tambahan dengan infus mikrodrip kecepatan rendah dengan dosis Ketalar 0.1 to 0.5 mg/minute, dan diazepam 2 hingga 5 mg intravena. Pada banyak kasus, dosis total diazepam (induksi + maintenens) 20 mg atau lebih kurang sudah memadai. Dosis disesuaikan dengan kebutuhan, respon pasien dan lamanya operasi. |
Over Dosis | Bila overdosis atau pada kecepatan pemberian yang terlalu tinggi, dapat terjadi depresi sistem respirasi. Bila terjadi depresi sistem respirasi, harus diberikan bantuan ventilasi dengan respirasi mekanik. |
Pemberian obat |
|
Kontraindikasi | Pasien dengan resiko komplikasi hipertensi, eklampsia, atau pre-eklampsia |
Perhatian |
|
Efek Samping | Efek samping ketalar yang umum dijumpai :
Efek samping lebih jarang :
|
Interaksi Obat | Premedikasi dengan barbiturat, benzodiazepin atau opioid, memperpanjang masa pemulihan sebanyak 30-40%. |
Kemasan | Vial 500 mg/10 mL x 1 Vial 100 mg/10 mL x 1 |
Kategori Kehamilan | B |
Kategori ATC | N01AX03 - ketamine |
Info Tambahan | Ketalar adalah anestetik non barbiturat dengan gugus kimia dl 2-(0-chlorophenyl)-2-(methylamino) cyclohexanone hydrochloride. Ketalar merupakan larutan steril yang sedikit asam (pH 3.5-5.5), diberikan melalui injeksi intravena atau intramuskular dengan konsentrasi kurang lebih 10,50 atau 100 mg ketamin per mL dan mengandung tidak lebih dari 0.1 mg/mL Phemerol (benzethonium chloride) yang ditambahkan sebagai pengawet. Larutan 10 mg/mL dibuat isotonik dengan sodium chloride. (Nacl). Onset kerja Ketalar tergolong cepat. Pada pemberian dosis intravena 2 mg/kgBB akan menghasilkan kondisi anestesi dalam 30 detik pasca injeksi dengan efek anestesi berakhir dalam 5 hingga 10 menit. Bila dibutuhkan efek anestesi yang berlangsung lebih lama, maka dapat diberikan dosis tambahan secara intravena maupun intramuskular. Dosis intramuskular berada pada kisaran 9 hingga 13 mg/kgBB, akan menghasilkan efek anestesi dalam 3-4 menit dan efek anestesi dapat berakhir dalam 12 hingga 25 menit. |
COMPOUND 347 (G)
Produsen | Fahrenheit |
---|---|
Komposisi | Enflurane |
Indikasi | Induksi dan pemeliharaan untuk anastesi umum inhalasi. |
Dosis |
|
Over Dosis | Bila terjadi gejala over dosis segera hentikan pemberian obat, bersihkan jalan nafas, dan beri oksigen murni. |
Pemberian obat | Via anestesi Inhalasi |
Kontraindikasi |
|
Perhatian |
|
Efek Samping |
|
Interaksi Obat |
|
Kemasan | Botol 250 ml x 1 |
Kategori Kehamilan | B |
Kategori ATC | N01AB04 - enflurane |
Info Tambahan | COMPOUND 347 merupakan obat anestesi umum inhalasi yang mengandung zat aktif Enflurane. Enflurane (2-chloro-1,1,2,-trifluoroethyl-difluoromethyl ether) merupakan senyawa ether terhalogenasi. Dikembangkan oleh Ross Terrell pada tahun 1963,dan pertama kali digunakan secara klinis pada tahun 1966. Banyak digunakan sebagai anestesi inhalasi tahun 1970-1980 an, namun saat ini sudah mulai kurang dgunakan. Enflurane secara struktur adalah isomer dari isoflurane. Obat ini mudah menguap namun, dalam suhu ruang ia berbentuk cair. Secara klinis, COMPOUND 347 akan menyebabkan depresi otot myocardial terkait dosis, yang dapat menyebabkan penurunan konsumsi oksigen myocardial. Antara 2% dan 5% dari dosis yang terinhalasi akan dioksidasi di hepar, menghasilkan ion fluorida dan asam difluoromethoxy-difluoroacetat. Jumlah ini lebih tinggi dari metabolisme isoflurane. COMPOUND 347 akan menurunkan nilai ambang kejang, sehingga jangan digunakan pada pasien penderita epilepsi. Sama seperti obat anestesi inhalasi poten lainnya, obat ini juga cenderung menyebabkan hipertermia maligna dan relaksasi uterus. Penggunaan pada wanita melahirkan akan menyebabkan lebih banyak perdarahan oleh karena efek relaksasi uterusnya. Obat anestesi methoxyflurane (yang sudah tidak digunakan lagi) memiliki efek nefrotoksik dan menyebabkan gagal ginjal akut terkait dengan pelepasan ion fluorida selama metabolismenya yang berlebihan ke dalam darah. Metabolisme Enfluran juga menghasilkan ion fluorida namun dengan kadar plasma yang jauh lebih rendah sehingga jarang menyebabkan gangguan pada ginjal. Namun penggunaannya tetap harus hati-hati pada pasien yang telah mengalami gangguan fungsi ginjal. COMPOUND 347 akan memperlihatkan efek dalam 7-10 menit sejak diberikan per inhalasi. Mekanisme pasti dari efek anestesinya belum diketahui pasti, namun diduga terkait dengan efek modulator alosterik positif dari reseptor GABA, glycine dan 5-HT3 serta sebagai modulator alosterik negatif dari reseptor AMPA, kainafe , NMDA dan reseptor nikotinik asetilkolin. Modulator alosterik maksudnya adalah substansi yang mempunyai efek tidak langsung yang mempengaruhi secara agonis (alosterik positif) maupun invers agonis (alosterik negatif) terhadap protein target, seperti reseptor. |
AERRANE (G)
Produsen
|
Kalbe Farma
|
Komposisi
|
Isoflurane (tiap mL
mengandung isoflurane 99,9%)
|
Indikasi
|
Anastesi inhalasi
umum.
Keuntungan anestesi dengan isofluran antara lain irama jantung stabil dan tidak terangsang oleh adrenalin endogen maupun eksogen. Bangun dari anestesia cepat yang menguntungkan untuk operasi rawat jalan . Pemakaian terhambat oleh harga yang mahal. |
Dosis
|
Induksi anastesi :
Konsentrasi awal 0,5%
Anastesi bedah :
1.3-3.0% selama 7-10 menit
Mempertahankan
anastesi selama pembedahan 1.0-2.5 % dengan pemberian simultan N20 dan O2
bila diperlukan dengan oksigen murni : konsentrasi Aerranne dapat diberikan
1.5 - 3.5%
|
Overdosis
|
Bila terjadi
overdosis, segera hentikan pemberian obat. Pastikan jalan nafas bersih dan
intak, berikan oksigen.
|
Pemberian obat
|
Inhalasi
|
Kontraindikasi
|
Disposisi genetik
terhadap hipertermia maligma
Riwayat hipertermia
Dengan disfungsi
hati, ikterik
Demam yang tak
dapat dijelaskan,
Lekositosis dan eosinofilia terjadi setelah pemberian
anestetik halogen
Operasi obstetri
|
Perhatian
|
Monitor pernafasan
secara ketat.
Pengulangan
anestesi dalam periode waktu yang singkat, Miestenia gravis
Dapat bereaksi
dengan absorben CO2 menghasilkan karbon monoksida yang dapat menyebabkan
peningkatan kadar karboksihemoglobin pada beberapa pasien.
|
Efek Samping
|
Hipotensi arterial,
peningkatan denyut jantung, gangguan serius ritme vertikular, depresi nafas,
gangguan fungsi hati, ikterus dan kerusakan hati.
Menggigil, mual,
muntah setelah sadar, hipertemia meligna, ruam, iritasi pada membran mukosa
|
Interaksi Obat
|
MAOI
non selektif, α dan β simpatomimetik, menghambat kerja β-bloker.
Meningkatkan efek
hepatotoksik dengan INH.
Peningkatkan risiko
aritmia, ventrikuar dengan epinefrin. Simpatomimetik tidak langsung
Meningkatkan efek
obat pelemah otot non deplorizing
Analgetik morfin
dan antagonis Ca
|
Kemasan
|
Inhalan : 100% x
250 ml x 1
|
Kategori Kehamilan
|
B
|
Kategori ATC
|
|
Info Tambahan
|
AERRANE adalah obat
yang mengandung isoflurane merupakan
agen anestesi
inhalasi umum yang tidak mudah terbakar dan meledak. Isoflurane merupakan
senyawa ether terhalogenasi yang bersama dengan enflurane dan halothane,
menggantikan posisi ether sebagai obat anestesi inhalasi, oleh karena sifat ether yang mudah meledak.
Senyawa kimia
isoflurane adalah 1-chloro-2,2,2-trifluoroethyl difluoromethyl ether
(C3H2ClF5O) Titik didih 58,5, koefisien partisi darah/gas 1,4, MAC 1,15%.
Isoflurane
memiliki sifat yakni cairan yang stabil, jernih, tidak berwarna dan tidak
mengandung stabilizer dan zat additive lainnya.
AERRANE menginduksi anestesi dengan cepat namun dapat juga dengan cepat di rekoveri. Menimbulkan dilatasi bronkhus sehingga baik untuk kasus-kasus penyakit paru obstruktif menahun dan asma bronkhial. Obat ini merupakan depresan sistem pernafasan yang dalam, baik tidal volume dan laju pernafasan menurun selama pemberian obat ini.
Depresi nafas dapat
berkurang bila ada rangsang dari proses pembedahan, meski pada tahap anestesi
yang terdalam.
AERRANE juga dapat menurunkan tekanan darah (dengan cara menurunkan resistensi perifer), namun efeknya lebih ringan dibandingkan enfluran dan halothan. Efek terhadap sistem kardiovaskular ini dapat berkurang bila ada rangsang dari proses pembedahan.
Pada sistem saraf
pusat, AERRANE tidak menimbulkan perubahan pada pembacaan EEG seperti
gambaran epileptiform, yang merupakan predisposisi kemungkinan terjadinya
kejang pada stadium dalam anestesia. Aliran darah otak dan tekanan intra
kranial tidak dipengaruhi sehingga aman digunakan untuk bedah saraf.
Isoflurane
dimetabolisme di hepar secara minimal sehingga risiko hepatotoksik dan
nefrotoksiknya rendah.
Saat ini penggunaan
isoflurane pada manusia makin berkurang, digantikan oleh sevoflurane,
desflurane dan anestesi injeksi seperti propofol. Namun penggunaanya masih
intensif pada anestesi kedokteran hewan.
|
MYFORTIC (G)
Produsen
|
Novartis Indonesia
|
Komposisi
|
Mycophenolic acid
(dalam bentuk Mycophenolate sodium)
|
Indikasi
|
Terapi kombinasi
dengan obat lain seperti siklosporin untuk mikroemulsi dan kortikosteroid
untuk profilaksis penolakan akut organ donor pada pasien yang menerima
transplantasi ginjal allogenik.
|
Dosis
|
|
Over dosis
|
Konsumsi Myfortic
yang berlebihan dapat menimbulkan overdosis dan terjadi oversupresi dari
sistem imun. Akibatnya, seseorang akan
rawan terkena infeksi oportunistik, infeksi fatal hingga sepsis. Bila
ditemukan diskrasia darah (misalnya neutropenia dengan jumlah neutrophil
absolut kurang dari 1.5 x 103 /mL
ataupun anemia), maka konsumsi myfortic sebaiknya dihentikan.
Gejala yang mungkin
muncul bila terjadi overdosis meliputi : kelainan hematologi (leukopenia,
neutropenia), dan gejala saluran cerna seperti nyeri abdominal, diarea,
nausea, muntah dan dispepsia.
Untuk mengatasi
overdosis dapat diberikan terapi suportif dan simtomatik. Dialisis diketahui
dapat menyingkirkan metabolit inaktif Myfortic, yakni mycophenolic acid
glucoronide (MPAG), namun tidak signifikan oleh karena ikatan senyawa asam
mycophenolic dengan protein plasma yang mencapai 98%.
Dengan melakukan
intervensi pada sirkulasi enterohepatik dari mycophenolic acid, misalnya
dengan menggunakan charcoal atau sekuester asam empedu (kolestiramin), dapat
mengurangi mycophenolic dalam peredaran darah sistemik.
|
Pemberian obat
|
|
Kontraindikasi
|
|
Perhatian
|
|
Efek Samping
|
Efek samping
Myfortic terutama pada hematologik dan saluran cerna dengan gejala antara
lain : Leukopenia, nausea, sakit kepala,, tremor, diare, limfoma, penyakit
keganasan lain, infeksi oportunistik, herpes simpleks, kandidiasis, gangguan
saluran cerna, ulserasi lambung, haemorhage dan perforasi
|
Interaksi Obat
|
|
Kemasan
|
|
Kategori Kehamilan
|
|
Kategori ATC
|
L04AA06 -
Mycophenolic acid, selective immunosupressants
|
Info Tambahan
|
MYFORTIC
(mycophenolic acid) adalah obat tablet
lepas lambat, berupa formulasi enterik dari mycophenolate sodium, yang
membawa zat aktif dari myfortic yakni mycophenolic acid (MPA). Kandungan
lainnya adalah zat tidak aktif seperti koloid silikon dioksida, crospovidone,
laktosa anhydrosa, magnesium stearate, povidone dan pati.Sementara selaput
enteriknya terbuat dari hypromellose phtalate, titanium dioksida, iron oxide
yellow dan indigotine (180 mg) atau iron oxide red (360mg)
Myfortic adalah
obat golongan imunosupresan, bekerja sebagai inhibitor selektif, non
kompetitif dan reversibel dari enzim inosine monophospate dehydrogenase
(IMPDH). Inhibisi terhaap IMPDH akan menghambat sintesis nukleotida guanosin
sehingga menghalangi proses proliferasi dari sel, khusunya sel imun limfosit
T dan B, yang sangat tergantung pada proliferasi guanosin ini.
Pada penelitian
in-vitro, tablet Myfortic tidak akan melepaskan zat aktif MPA dalam kondisi
asam (PH di bawah 5) seperti yang ditemukan di lambung. Namun, selaput
enteriknya sangat mudah larut pada kondisi PH normal seperti dalam usus.
Konsentrasi maksimal dalam darah tercapai rata-rata dalam 1.5 hingga 2.75 jam
pasca ingesti.
Dalam darah,
Mycophenolic acid (MPA) berikatan kuat dengan albumin, hingga lebih dari
98%. Sementara metabolitnya,
mycophenolic acid glucoronida (MPAG) berikatan 82 % dengan albumin. Angka MPA
bebas dapat menigkat bila ditemukan kondisi dimana ikatan dengan protein
rendah, seperti pada malnutrisi, uremia, kegagalan fungsi hati/ginjal dan
hypoalbuminemia.
Sebagian besar MPA
dibuang melalu urin dalam bentuk metabolitnya MPAG, (lebih dari 60%). Selain
itu, MPAG juga di sekresikan melalui empedu dan di de-konjugasikan oleh flora
usus menghasilkan MPA kembali. MPA ini akan diserap kembali dan menyebabkan
peninggian kadar darah kedua kalinya dari MPA, kurang lebih 6-8 jam pasca di
ingesti.
|
IMURAN (G)
Produsen
|
GlaxoSmithKline
|
Komposisi
|
Azathioprine
|
Indikasi
|
Pengobatan pada
pasien yang menerima transplantasi organ, Hepatitis aktif kronik, Arthritis
rheumatoid berat yang tidak berespon terhadap obat lain, Lupus eritematosus
sismetik, Dermatomisitis, Pemfigus vulgaris, Poliateritis nodosa, Anemia
hemolitik yang didapat, Purpura trombositopenia idiopatik, Pioderma
gangrenosum
|
Dosis
|
Kondisi autoimun : 1-3 mg/kg/hr (50-100 mg),
disesuaikan dengan respon pasien.
Pada arthritis
reumatoid, IMURAN diberikan dalam dosis tunggal atau terbagi 2x/hari. Dosis
dapat dinaikkan setelah 6-8 minggu terapi, dan selanjutnya dengan interval 4
mingguan. Dosis dinaikkan hanya bila respon pasien kurang memuaskan dan tidak
ada tanda toksisitas. Efek terapi biasanya dicapai dalam beberapa minggu,
namun bila dalam 12 bulan tidak ada perbaikan, obat dapat dihentikan dengan
penurunan dosis secara bertahap.
Supresi reaksi penolakan transplantasi :
Dosis awal IMURAN 3 s/d 5 mg/kg
kemudian dosis maintenance 1-3 mg/kg/hr , disesuaikan dengan respon pasien.
IMURAN biasanya
diberikan dalam dosis tunggal harian, dimulai pada hari dilakukan
transplantasi. Bila reaksi penolakan terhadap organ tetap berlangsung, dosis
IMURAN tidak boleh dinaikkan hingga mendekati toksik karena akan
mengakibatkan gangguan fungsi hematologik berat dan fungsi organ lainnya.
Pada pasien dengan
gangguan fungsi ginjal, dosis harus disesuaikan, lebih rendah dari yang
biasa,
|
Over dosis
|
Dosis lethal LD50
dari IMURAN pada tikus adalah sekitar 2500mg/kg dosis tunggal. Dosis yang
sangat besar dari obat ini akan menyebabkan hipoplasia sumsum tulang,
perdarahan, infeksi dan kematian.
Sekitar 30% IMURAN
akan berikatan dengan protein serum dan kurang lebih 45% dapat dibuang
melalui hemodialisis selama 8 jam. Pernah ada satu kasus keracunan dilaporkan
pada pasien dengan transplantasi ginjal. Pasien tersebut mengkonsumsi dosis
tunggal IMURAN hingga 7500 mg. Efek toksik yang segera muncul meliputi
nausea, muntah dan diare lalu diikuti leukopenia ringan, dan gangguan fungsi
hati ringan. Kadar sel darah putih, SGOT dan bilirubin, kembali normal, 6 jam
pasca overdosis.
|
Pemberian obat
|
Diberikan per oral.
Lebih dianjurkan
untuk diberikan pada saat atau sesudah
makan untuk mengurangi rasa tidak nyaman pada saluran cerna.
Sebaiknya
dikonsumsi secara teratur dan pada jam yang sama
Pada arthritis,
biasanya dibutuhkan waktu 2 bulan hingga keluhan benar-benar hilang. Beritahu
dokter bila kondisi tidak membaik setelah 3 bulan penggunaan.
|
Kontraindikasi
|
Hipersensitif
terhadap azathioprin dan 6-merkaptopurin.
Hamil.
|
Perhatian
|
Lakukan monitor
pendahuluan terhadap kerusakan hati atau ginjal yang berat. Hamil. Lanjut
usia (monitor terhadap hitung lekosit)
|
Efek Samping
|
Efek samping IMURAN
terutama pada sistem hematologik dan saluran cerna. Gejala yang ditemukan
meliputi : Depresi sumsum tulang, hematopoiesis, makrositosis. Mual, muntah,
anoreksia, alergi, ikterus kolekstatik. Berat ringannya efek samping ini
tergantung dosis serta kondisi penyakit yang mendasari.
|
Interaksi Obat
|
Alopurinol
menghambat metabolisme IMURAN (azathioprine). Bila IMURAN digunakan bersamaan
dengan allopurinol, maka dosis IMURAN harus disesuaikan 1/3 hingga 1/4 dari
dosis biasa. Obat lain yang juga menghambat metabolisme IMURAN adalah
golongan aminosalisilat.
Imuran menurunkan
blokade neuromuskular dari obat kurare dan tubokurarin; menimbulkan efek
potensiasi terhadap suksinikolin; menghambat efek antikoagulan dari warfarin.
Tidak boleh diberikan bersama dengan penislamin, kotrimoksazol dan katopril
|
Kemasan
|
Tab 50 mg x 100
|
Kategori Kehamilan
|
|
Kategori ATC
|
L04AX01 -
Azathioprine, other immunosupressants
|
Info Tambahan
|
Obat IMURAN
mengandung zat aktif Azathioprine, merupakan obat imunosupresan dan
antimetabolit yang digunakan pada transplantasi organ dan penyakit-penyakit
autoimun. Selain azathioprine, IMURAN juga mengandung zat yang tidak aktif
seperti laktosa, magnesium stearate, pati kentang, povidone dan asam stearat.
Azathioprine awalnya
disintesis sebagai obat kanker dan pro drug dari merkaptopurine pada tahun
1957. Telah digunakan sebagai imunosupresan kurang lebih selama 50 tahun.
IMURAN merupakan
turunan imidazolyl dari 6-mercaptopurine sehingga sebagian besar efek
biologisnya menyerupai obat induk. Obat ini bekerja dengan cara
mengintervensi proses replikasi DNA dalam sel dan memblok sintesis purin,
sehingga menghambat proses replikasi sel. Sel-sel yang sering melakukan
proses replikasi diantaranya adalah sel-sel imun seperti limfosit B dan T,
olehnya menjadi paling terkena efek dari obat ini.
IMURAN diabsorpsi
dengan baik pada pemberian oral. Kadar
serum maksimum tercapai 1-2 jam pasca ingesti oral dan waktu paruh adalah
sekitar 5 jam. IMURAN dimetabolisme menjadi 6-mercaptopurine dan keduanya
dibuang dari darah dengan cepat melalui proses metilasi di eritrosit dan
hepar. Azathioprine dan mercaptopurin akan ditemukan dalam urin, 8 jam
setelah setelah dikonsumsi per-oral.
|
Langganan:
Postingan (Atom)